SEJARAH
SINGKAT JEMAAT GMIM HALELUYA KAYUUWI
oleh: Vic. Pdt. Franky Daniel Mamahit, S.Th
Injil
masuk Kayuwi
Sejarah berdirinya jemaat GMIM
Haleluya Kayuuwi bermula dari kunjungan Penginjil besar Asal Jerman utusan NZG
(Nederlandsche Zendeling Genootschap/Badan
pekabaran Injil Di Belanda) yang datang di Tanah Minahasa pada tanggal 12 Juni 1831 yaitu Johann Gotlieb Schwarz. Pada Saat itu
Schwarz yang tinggal di langowan mengadakan perkunjungan sebulan sekali di Roong Kayuuwi yang dihuni oleh keluarga Rorimpandey,
Lintang, Watung, Rumondor, Rembet, Lapian, Rondonuwu dan lain-lain. Kemudian pada
tahun 1840 schwarz merubah bentuk pelayanannya dari rumah ke rumah menjadi
ibadah bersama dan mengajarkan bermacam-macam ketrampilan yang awalnya
bertempat di bawah pohon rindang, namun karena sering terganggu oleh hujan maka
dibuatlah “sabuah” (pondok). Tahun 1840 menjadi tongak sejarah wanua kayuuwi (orang kayuuwi) karena sudah
mulai percaya dan kemudian menerima baptisan Kudus yang saat itu dilaksanakan
di Kawangkoan. Pada perkembangan selanjutnya “sabuah” itulah menjadi tempat Ibadah (Gereja) dan tempat belajar
bersama yang kemudian pada tahun 1845 Szhwarz sebagai wakil NZG mentahbiskan
sekolah rakyat (Volks school/) yang kemudian Sekolah Zending ini berlanjut mejadi SD GMIM Kayuuwi (Sekarang).
Peran
Guru-guru jemaat
Setelah Schwarz meninggal dunia di
manado pada tanggal 1 Februari 1859 dan di makamkan di Langowan pada tanggal 2
Februari 1859, maka pada tahun 1861 bertugas penginjil Albert Trougott Schwarz (Schwarz
jr, Kemanakan dari J.G. Schwarz) di Sonder, karena saat itu sudah ada pemisahan
wilayah pelayanan dan kayuuwi bersama kawangkoan merupakan wilayah Sonder. Kemudian
pada tahun 1870 ditempatkan Seorang Guru yang menjadi Kepala Sekolah sekaligis
menjadi Guru Jemaat yang pertama bagi Persekutuan
Jemaat Kayuuwi. Dia adalah Markus Kaligis yang berasal dari Lahendong (Tahun
1870-1881). Dan secara berkelanjutan maka Persekutuan Jemaat Kayuuwi
digembalakan oleh para Guru-guru Jemaat, sebagai berikut:
1. Urbanus Lolowang (Tahun 1881)
2. Natanel Lolowang (Tahun 1883-1884)
3. Aristakus Kaligis (Tahun 1884-1890)
4. Markus Mangindaan (Tahun 1890-1891)
5. E. Kelung (Tahun 1891-1892)
6. Markus Mangindaan(Tahun 1893-1917)
7. Charlies Tangkere (Tahun 1917-1931)
8. Hendrik Gerson Rumondor (Tahun
1931-1965)
Dalam perkembangan jemaat, di mana
benih Injil bentumbuh dan mengasilkan buah tidak terlepas dari peran Guru-guru
jemaat yang telah membangun fondasi iman yang kokoh. Dari guru-guru jemaat yang
melayani di Jemaat Kayuuwi maka Hendrik Gerson
Rumondor (Putra Asli Kayuuwi) lulusan Sekolah Guru (Kweekschool voor Inlandsche onderwijzers en voorgangers) di
Kuranga-Tomohon beri gelar oleh jemaat sebagai Putra Sulung Teladan Gembala yang setiawan karena keberhasilannya
dalam memimpin sebagai ketua Jemaat sejak tahun 1931. Guru Jemaat yang sekalipun
badannya kurus namun langkahnya cepat, sikapnya tegas dan disegani oleh semua
orang. Oleh karena kesetiannya terhadap pelayanan maka pada tanggal 1 Januari
1965 ditahbiskan sebagai Pendeta Jemaat Lingkaran Kawangkoan sekaligus
merangkap Ketua Jemaat Kayuuwi sampai tahun 1981. Sesudah itu diangkat sebagai
Penasehat Jemaat. Sebagai penghargaan yang setinggi-tingginya, maka tanggal dan
bulan kelahiran Pdt. Hendrik Gerson
Rumondor dijadikan sebagai Hari Jadi Jemaat dan tahunnya 1840 sebagai awal
sekelompok orang kayuuwi percaya akan Injil Tuhan Yesus Kristus. Oleh karena
itu HUT Jemaat dirayakan pada Tanggal 29 Maret 1840. Pdt. H. G Rumondor
meninggal pada hari Jumat 14 Agustus 1987 dan upacara pemakamannya di pimpin
oleh Ketua Sinode Pdt. R.M. Luntungan yang mendapat perhatian besar dari
seluruh warga jemaat Kayuuwi dan wilayah Kawangkoan.
Jemaat
yang selalu bernyanyi “Haleluya”
Setelah terbentuknya Sinode GMIM
tanggal 30 September 1934 dan jemaat Kayuuwi terus berkembang bagaikan pohon
yang terus mengasilkan buah sekalipun tidak sepi dari terjangan angin yang
keras. Dan seiring perkembangan jemaat maka Jemaat Kayuuwi yang awalnya bernama
Persekutuan Jemaat Kayuuwi pada tahun 1929 diberi nama “Protestansche Kerk
Kajoeoewi Anno”, pada tahun 1934 di ganti GMIM Kayuuwi, Kemudian pada tanggal 21
Desember 1997 mengunakan nama GMIM “Haleluya”
Kayuuwi. Nama “Haleluya” digunakan oleh karena Jemaat Kayuuwi memiliki bakat
menyanyi yang diterima sebagai karunia Tuhan.
Ketua-ketua
Jemaat yang ditempatkan oleh BPS (Sekarang BPMS)
1. Pdt. Hendrik Gerson Rumondor (Tahun
1965-1981)
2. Pdt. Hendrik Wowiling (Tahun 1981-1985)
3. Pdt. C.J. Talumewo-Poli, Sm.Th (Tahun 1985-1989)
4. Pdt. Emmy Ruth-Woritikan , (Tahun 1989-1993)
5. Pdt. Sofietje Manapa-Lakoy, S.Th (Tahun 1993-1999)
6. Pdt. Evie S. Suban-Rawung, S.Th (Tahun 1999-2005)
7. Pdt. Marthen Karundeng, S.Th (Tahun 2005-2010)
8. Pdt. Hermanus Ventje Paat, S.Th (Tahun 2010-2014)
9. Pdt. Evelien S. Massie-Lintang,
S.Th (Tahun 2014- Sekarang)
Selain itu juga ditempatkan oleh BPS (Sekarang
BPMS) Pendeta Jemaat, Vic. Pdt, dan Guru Agama sebagai berikut: Pdt. Annie
Wokas-Saruan, S.Th (tahun 1966-1967), Pdt. Masye Lapian-Sumual (Tahun 1976-1977)
Pdt. Meydi Sumolang-Rembet, S.Th (Tahun 1993-1998), Pdt. Djendri Suoth, S.Th (Tahun
1994-1995), Pdt. Tirsa Sondakh-Watung, S.Th (Tahun 1999-2000), Pdt. Yolanda
Lintang-Kasenda,S.Th (Tahun 2001-2003), Pdt. Maikel Mengko, S.Th (Tahun
2004-2005), Pdt. Deysi Manumpil-Lewan, S.Th (Tahun 2004-2006), Pdt. Alrie
Lumempou, S.Th (tahun 2006-2011), Pdt. Djemie E. Tenda (Tahun 2010-2011), Pdt.
Roy O. H. Palit, S.Th (tahun 2011-Sekarang),
Pdt. Velmy Muaya-Sondakh, S.Th (Tahun 2011-Sekarang), Pdt. Meylan Iroth-Masiie, S.Th (Tahun 2013-Sekarang).
Vic.Pdt. Annie Wokas-Saruan, Sm.Th (tahun
1996), Vic.Pdt. Mas Agustien Sumual, Sm.Th (tahun 1976), Vic. Pdt. Emmy Ruth
Worotikan, S.Th (1989), Vic.Pdt. Tirsa J.N Watung (tahun 1993), Vic.Pdt.
Djendri Suoth, S.Th (tahun 1998), Vic.Pdt. Michael F.L. Mengko, S.Th (tahun
1999), Vic. Pdt. Djemie Tenda, S.Th (Tahun 2007), Vic.Pdt. Anggel Waluyan, M.Th
(Tahun 2010), Vic. Pdt. Franky Daniel Mamahit, S.Th (Tahun 2014).
GA. Olien Rondonuwu-Rorimpandey (Tahun
2002), GA. Jaine Kallo-Raintung (Tahun 2005), GA. Heneke Assa-Poluakan (Tahun
2005), GA. Djois Sondakh-Lumintang (Tahun 2014).
Sekarang jemaat Haleluya Kayuuwi yang
merupakan bagian bagian dari wilayah pelayanan Kawangkoan 2 memiliki 609 kk dan
1967 jiwa yang tersebar di 24 kolom. Satu Hal Yang perlu ditegaskan bahwa Keesaan
jemaat kayuuwi tetap kokoh dan utuh bersatu dalam GMIM sekalipun banyak
denominasi Gereja sejak tahun 1946 memasuki kayuuwi namun sampai sekarang 99,5
persen penduduk kayuuwi adalah warga GMIM.
HALELUYA…!
(Diringkas dari Buku Sejarah
Jemaat GMIM Kayuuwi Edisi 2. Tim Penyusun: H.B. Lapian, Ir. C. Lapian, Drs. B.
Rumondor. Tahun 2003)HALELUYA…!
😊👌👍
BalasHapus(y) "Haleluya" O:)
BalasHapus