“KAYUUWI BERPENGUCAPAN
SYUKUR”
Ibadah
Perayaan Pengucpan Syukur
(BAHAN INATURA JEMAAT, Minggu 26072015) |
Perayaan
pengucacan syukur Kayuuwi dilaksanakan pada hari Minggu, 26 Juli 2015
(sebagaimana keputusanan Pemkab Minahasa bersama FKUB). Gereja dan Pemerintah
Desa menghimbau agar jemaat mempersiapan
segala sesuatu dengan baik termasuk kelancaran ibadah perayaan pengucapan
syukur di Gereja (ini paling penting). Menjelang hari H mulai kelihatan segala
kesibukan baik di rumah-rumah jemaat bahkan dirumah Gereja yang mulai memasang
tenda oleh P/KB Rayon Sejahtera 1 dan mendekorasi gereja dengan hasil-hasil
pertanian (Ubi, Padi, Pisang, Kacang, Tomat, Mntimun, Sambiki, jagung, dll)
dari jemaat oleh remaja/pemuda jemaat.
Kesibukan
semakin Nampak pada hari sabtu di mana anggota jemaat mulai ada yang bakar nasi jaha, momasa dodol, momasa nasi
bungkus, dan aneka masakan lainnya seperti pongkor, ayang, babi, ular, tikus, mujair, bebe, dll. Begitu juga
dengan keluarga-keluarga kayuuwi maupun kerabat dilaur kayuuwi mulai
berdatangan. Bagi orang kayuuwi yang tidak sempat datang, khususnya yang
menetap di luar daerah melaksanakan pengucpan syukur dimana mereka berdomisisli
(Seperti perayaan pengucapan syukur Rukun Kayuuwi se jabotabek). Puncaknya
kesibukan terlihat pada hari minggu.
08.30
pagi, Minggu, 25 Juli 2015 semua jemaat Kayuuwi telah memenuhi Gedung Gereja
sebab tidak lama lagi ibadah Perayaan Pengucapan Syukur akan dimulai. Ibadah
Pengucapan Syukur diawali dengan Tarin Maengket dari ASM GHK (Tim Maengket SD
Impres Kayuuwi) dan ibadah dipimpin oleh Ketua BPMJ GMIM Haleluya Kayuuwi juga
sebagai Ketua BPMW Kawangoan 2 Pdt. Evelien Sofie Massie-Lintang, S.Th yang
menekankan pentingnya mengucap syukur dalam segala hal (Mazmur 128:1-6), semua
jemaat larut dalam suasana kebahgiaan penuh dengan kekeluargaan. BIPRA Jemaat
dan Oranga Kayuuwi yang berdomisili di luar kayuuwi juga membawakan puji-pujian
dengan sukacita iman, lagu mars Kayuuwi “Roong
Palelon” juga menggema dalam gereja. Sesudah ibadah sumua jemaat saling berjabat
tangan dan kembali ke rumah masing-masing untuk merayakan pengucaan syukur
dangan keluarga kerabat dengan makan bersama.
Makna
perayaan pengucapan syukur
Seorang
teolog Minahasa Bpk. Rikson Karundeng, M.Teol mengatakan bahwa Perayaan
Pengucapan Syukur adalah transformasi dari Tradisi “Rumages”. “Rumages”
berasal dari bari “Bahasa Tua” Minahasa yang berasal dari kata Rages, yang berarti persembahan yang
diberikan dengan keutuhan dan ketulusan hati utuk Empung Wailan Wangko (Tuhan yang maha besar) sebagai wujud syukur
atas bekat-Nya yang telah diberikan kepada umat. Biasanya ini dilakukan oleh
Tou Minahasa sesudah panen yang kemudian dipilih hasil yang terbaik untuk
dipersembahan kepada Amang Kasuruan
begitu juga dengan persembahan dalam bentuk Hewan. Di saat pengucapan syukur
dalam tradisi Tou Minahsa juga dilakukan ritual syukur panen perdana lewat
tarian Maengket.
“Rumages” dalam tradisi Minahasa kemudian
bertransformasi dalam perayaan gerejawi menjadi pengucapan syukur yang kemudian
berkembang menjadi ajang baku dapa dengan keluarga dan kenalan. Ucapan syukur
yang disiapkan oleh jemaat di bawa dan dipersembahkan ke di Gereja untuk di
doakan oleh Pelsus dengan harapan juga berkat akan semakin melimpah.
Perayaan
pengucpan syukur yang berakar dari tradisi Rumages
sesungguhnya mau mengingatkan jemaat bahwa berkat yang diperoleh lewat kerja
keras adalah anugerah Tuhan yang harus senantiasa disyukuri. Wujud syukur ini
terkadang mewujud dalam makan dan minum bersama, biarlah semuanya di dilakukan
sebagai ekspresi sukacita iman dengan terciptanya suasana kekeluargaan. Memang
tradisi pengucapan syukur seringkali tercemar oleh karena pesta pora (pake
disco), minuman keras. Mabuk-mabukan, perkelahian bahkan sampai pembunuhan.
Sesungguhnya hal-hal tersebut sangat mengotori makna dari pengucapan syukur
gerejawi dan harus dihilangkan.
Pengucapan syukur adalah
adalah ekspresi iman atas berkat Tuhan yang dirayakan dengan penuh
kekeluargaan, sekalipun ada pengeluaran namun tentunya hal ini tidak sebanding
kebahagiaannya dengan uang. Pengucapan syukur harus dirayaakan dengan baik dan
benar sambil mengingat pesan Firman Tuhan dalam 1 Tesalonika 5:16-18 “Bersukacitalah senantiasa, tetaplah berdoa
dan mengucap syukurlah dalam segala hal sebab itu yang dikehendaki Kritus Yesus
bagi kamu”.
Dengan demikian Perayaan
Pengucapan syukur adalah:
-
Ekspresi
Iman Tou Minahasa yang berasal dari tradisi “Rumages”
-
Sebagai
wujud syukur kepada Tuhan yang sudah memberikan berkat
-
Menjalin
suasana keakraban dalam kekeluargaan
-
Hubungan
kekeluargaan dan kekerabatan memiliki nilai yang lebih tinggi dari uang
-
Lebih
memdekatkan diri kepada Tuhan Yesus sebagai sumber segala berkat
Mars Kayuuwi Roong Palelon
Karya:
Frans Watung
Kami Sumosor mange ang kuntung
Mange tumenbo mai in doong Kayuuwi
Karapi nate mesale-sale
Maka tembo mai indoong ami
Ya en doong ami aya roong teke
Taan kaaruyen okai mai makasere
En doong ami roong tinowan
Roong palelon ami imbaya
Artinya:
kami mendaki pergi ke gunung
Meninjau dari atas kearah desa kami
Dengan hati yang amat gembira
Melihat akan desa kami
Desa kami adalah desa yang kecil
Tapi amat menggembirakan melihatnya
Desa kami desa kelahiran
Desa
yang selalu kami semua rindukan)
SELAMAT
PERPENGUCAPAN SYUKUR
PAKATUAN
WO PAKALOWIREAN
ULIT…!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar