Minggu, 22 Februari 2015

Khotbah minggu


 Khotbah minggu
Ø  Pembacaan alkitab: MAZMUR 33:13-15 & Lukas 10:25-37
Ø  Tema Bulanan: “Kehidupan Kristiani dalam Solidaritas Berbangsa”
Ø  Tema Mingguan: “solidaritas dengan sesame anak bangsa”

Jemaat yang di dakasihi oleh Tuhan kita Yesus Kristus
Salam Sejahtera bagi kita semua
Syalom…
           
Setelah kita diperhadapkan dengan berbagai kesibukan masing-masing, maka saat ini kita dapat lagi berjumpa di dalam persekutuan dengan Tuhan Allah kita yang telah berkemurahan menganugerahkan segala barkat yang ada. Di minggu yang berjalan khotbah kita bertemakan “Solidaritas dengan anak bangsa” di bawah sorotan tema Bulanan “Kehidupan Kristiani dalam solidaritas berbangsa”. Tema ini merupakan implementasi dari tema Pelayanan GMIM Di periode Pelayanan 2014-2018 (juga merupakan tema Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia/PGI)yang di angkat dari Maz 71:20b “Tuhan mengangkat kita dari samudera raya”. Sedikit saja menjelaskan Tema ini merupakan hasil refleksi Iman dari peristiswa-peristiwa yang terjadi akhir-akhir ini yaitu kesusahan dan malapetakan yang dialami oleh saudara-saudara kita baik di Aceh maupun di Nias bahkan juga mengancam Kota Manado yaitu Tsunami yang adalah kekuatan gelombang laut yang mampu merusak bahkan menghancurkan. Tapi juga berbagai peristiwa-peristiwa lain seperti jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 di Selat Karimata, Kalimatan Tengah pada hari minggu, 28 Desember 2014 yang masih menyita perhatian kita. Belum selesai peristiwa ini kita juga dikejutkan dengan peristiwa jatuhnya pesawat TransAsia di tengah kota Taipei, Taiwan pada Hari Rabu, 4 Februari 2015. Ada hal yang menarik dari peristiwa jatuhnya pesawat TransAsia di kota Taipei, di mana banyak orang memanfaatkan peristiwa ini dengan aksi berfoto bersama atau selfie dengan latar pesawat jatuh, para korban dan tim penyelamat. Ini namanya bahagia di tengah penderitaan orang lain tentunya sangat tidak baik dan kurang tepat untuk dilakukan. Menjadi pertanyan mendasar bagi kita orang percaya dimanakah Kuasa Tuhan bekerja.?
Jemaat yang di kasihi oleh Tuhan kita Yesus Kristus…
Lewat berbagai peritstiwa ini hendak mengingatkan kita bahwa Tuhanlah sumber petolongan dari segala kesusahan dan melapetakan. Sesungguhnya Tuhan tidak pernah merancang kecelakan melainkan Damai Sejahtera dan hari depan yang penuh harapan (Yeremia 29:11). Peristiwa ini dapat terjadi karena faktor alam maupun faktor non alam atau factor manusia. Di balik kesusahan dan malapetaka yang terjadi hadir pertolongan Tuhan sebagai bentuk solidaritaS Allah. Pertolongan Tuhan dapat mengbangkitkan orang percaya dari keterpurukan dan kehancuran.
Jemaat yang dikasihi oleh Tuhan kita Yesus Kristus…
Ini baru pendahuluan belum isi khotbah kita di minggu ini…. Tema kita saat ini adalah “Solidaritas dengan sesama anak bangsa” di bawah sorotan pembacaan Firman TUhan dalam Mazmur 33:13-15 dan Lukas 10:25-37.  Kata kunci dari tema ini adalah solidaritas dari kata solid yang berarti kukuh atau berbobot. Ada juga kata solider yaitu mempunyai sifat memiliki atau memperhatikan perasaan bersatu (senasib, setia kawan, seia sekata, senasib dan semalu). Sedangkan kata solidaritas adalah sifat solider, satu rasa, dan perasaan setia kawan. Tuhan Allah telah menyatakan Tindakan SoliderNya. Lewat kesaksian Pemazmur yang melihat solidaritas Allah yang dinyatakan dalam dalam keadilan dan hokum bagi ciptaan-Nya. Tuhan menyatakan Solidaritannya dari Sorga: “Ia melihat semua anak manusia” (ayat 13). Semua anak manusia ini menunjuk pada semua manusia ciptaannya yang mendiami bumi dengan hak dan kewajiban tampa diskriminasi. Semua anak manusia berada dalam pendangan mata-Nya “ia menilk penduduk bumi” (ayat 14). Tidak ada yang bias luput dari pandangan mataNya dan semua cptaan tunduk pada kemahakuasaan Tuhan (Ayat 15). Ada kalimat indah yang diucpkan dalam Firma Tuhan yaitu “Dia membentuk hati merak sekalian” ayat ini hendak menegaskan bahwa Tuhan yang dalam dalam kehidupan kita inilah Anugerah, kasih karunia karena itu kita patut bermegah dan berbangga karna kemurahan Tuhan ini. Oleh karena itu semua orang percaya diajak untuk memiliki hati yang taat dan tulus yang jugaterwujud lewat tindakan hidup kita sehari-hari.

Jemaat yang dikasihi oleh Tuhan kita Yesus Kristus…
Tindakan solider Allah juga telah dihayati oleh orang samaria yang murah hati. Ada dua hal yang menjadi pusat perhatian dalam Firman Tuhan Lukas 10:25-37 dan 1 amanat Agung dari Tuhan Yesus. Kedua hal tersebut ialah Pertanyaan dari seorang ahli taurat dan perumpaan orang samaria yang murah hati yang diceritakan oleh Tuhan Yesus. Apa yang menjadi pertanyaan dari ahli Taurat.? Pertanyaannya ialah siapakah sesamaku manusia? Sangat beralasan pertanyaan dari ahli Taurat tersebut karena konseb sesama manusia bagi orang yahudi adalah sesama orang yahudi. Namun konseb pemahaman ini sangatlah keliru sehingga Tuhan Yesus menceritakan perumpaan seorang samaria yang memberikan pertolongan kepada seseorang yang hampir mati karena dirampok dan dipukul. Mengapa bukan ahli taurat atau iman yang menolong? Disinilah persoalannya. Rupanya Tuhan Yesus memberikan kritik tajam bagi mereka yang tau kebenaran tetapi tidak melakukannya. Selain itu yang hendat diperlihatkan dan diajarkan oleh Tuhan Yesus adalah pertolongan itu diperoleh bukan hanya karena sebangsa atau seiman, satu kampung, satu fam atau satu kelompk melainkan karena kta adalah sesame manusia. Inilah tindakan solidaritas sebagai orang percaya. Tindakan solidaritas sesungguhnya adalah tindakan iman kita pada Sang Juruselamat kita Tuhan Yesus.
 Kita sering mendengar kalimat pepatah klasik “tidak ada teman yang abadi, yang ada adalah kepentingan” ini bukan tindakan solider yang benar. Yang benar adalah semboyan Dr. Sam Ratulangi “Si Tou Timou Tumou Tou” orang Hidup menghidupkan orang lain. Semboyan inilah yang menjadi falsafah Tou Minahasa yang dimaksud dalam pembacaan kita yang telah dilakukan oleh orang samaria yang baik hati. Jiwa solider sebagai orang Minahasa yang telah mengenal Injil Yesus Kristus yang terhimpun dalam GMIM yang harus senatiasa kita jaga dan kita pelihara. Sebab di zaman sekarang ini mulai terkikis dengan kemajuan dan godaan zaman. Peristiwa terakhir yang terjadi yang dialami oleh seorang mahasiswi STT Parakletos Tomohon yang dianiaya dan dibunuh oleh kekasihnya sendiri di Tomohon pada hari Rabu. Peristiwa ini membuat resah warga Tomohon dan sekitarnya. Peristiwa ini tentunya menjadi pertanyaan bagi kita. Apakah kasih itu sesungguhnya telah dihanyati dengan iman. Dalam pengertian bahwa sesungguhnya kasih kepada Tuhan harus kita juga nyatakan dalam tindakan dan perbuatan kita seperti yang tilah dilakukan oleh orang samaria yang murah hati tapa melihat latar belakang dan status. Iman tampa kasih sesungguhnya mati. Jika hanya teori tampa praktik sesungguhnya itu tidaklah berguna.
Jemaat yang dikasihi oleh tuhan kita yesus kristus
Di bagian akhir pembacaan Firman Tuhan dalam Lukas 10:25-37 Tuhan Yesus berkata “Pergilan dan perbuatlah demikian”, pergilah dan lakukanlah kasih terhadap sesamamu!  Inilah amanat agung dari Tuhan kita Yesus Kristus untuk kita kerjakan. Mencari sahabat diwaktu senang itu bangak, akan tetapi sahabat di waktu susah itu jarang. Ungkapan ini sebenarnya mau mengingatkan agar Firman Tuhan yang kita hayati di saat ini berubah menjadi tindakan kasih kristiani. Karena kasih yang kita terima dari Juruselamat kita Yesus Kristus harus kita pantulkan kepada sesame kita. Artinya kita adalah pelaku-pelaku kasih terhadat sesame kita. Syarat pelaksanaannya telah ditetapkan dakan Firman Tuhan, yaitu: “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Tuhan Memberkati kita semua. Pakatuan wo pakalowiren. Amin…































Khotbah minggu
Ø  Pembacaan alkitab: MAZMUR 33:13-15 & Lukas 10:25-37
Ø  Tema Bulanan: “Kehidupan Kristiani dalam Solidaritas Berbangsa”
Ø  Tema Mingguan: “solidaritas dengan sesame anak bangsa”

Jemaat yang di dakasihi oleh Tuhan kita Yesus Kristus
Salam Sejahtera bagi kita semua
Syalom…
           
Setelah kita diperhadapkan dengan berbagai kesibukan masing-masing, maka saat ini kita dapat lagi berjumpa di dalam persekutuan dengan Tuhan Allah kita yang telah berkemurahan menganugerahkan segala barkat yang ada. Di minggu yang berjalan khotbah kita bertemakan “Solidaritas dengan anak bangsa” di bawah sorotan tema Bulanan “Kehidupan Kristiani dalam solidaritas berbangsa”. Tema ini merupakan implementasi dari tema Pelayanan GMIM Di periode Pelayanan 2014-2018 (juga merupakan tema Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia/PGI)yang di angkat dari Maz 71:20b “Tuhan mengangkat kita dari samudera raya”. Sedikit saja menjelaskan Tema ini merupakan hasil refleksi Iman dari peristiswa-peristiwa yang terjadi akhir-akhir ini yaitu kesusahan dan malapetakan yang dialami oleh saudara-saudara kita baik di Aceh maupun di Nias bahkan juga mengancam Kota Manado yaitu Tsunami yang adalah kekuatan gelombang laut yang mampu merusak bahkan menghancurkan. Tapi juga berbagai peristiwa-peristiwa lain seperti jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 di Selat Karimata, Kalimatan Tengah pada hari minggu, 28 Desember 2014 yang masih menyita perhatian kita. Belum selesai peristiwa ini kita juga dikejutkan dengan peristiwa jatuhnya pesawat TransAsia di tengah kota Taipei, Taiwan pada Hari Rabu, 4 Februari 2015. Ada hal yang menarik dari peristiwa jatuhnya pesawat TransAsia di kota Taipei, di mana banyak orang memanfaatkan peristiwa ini dengan aksi berfoto bersama atau selfie dengan latar pesawat jatuh, para korban dan tim penyelamat. Ini namanya bahagia di tengah penderitaan orang lain tentunya sangat tidak baik dan kurang tepat untuk dilakukan. Menjadi pertanyan mendasar bagi kita orang percaya dimanakah Kuasa Tuhan bekerja.?
Jemaat yang di kasihi oleh Tuhan kita Yesus Kristus…
Lewat berbagai peritstiwa ini hendak mengingatkan kita bahwa Tuhanlah sumber petolongan dari segala kesusahan dan melapetakan. Sesungguhnya Tuhan tidak pernah merancang kecelakan melainkan Damai Sejahtera dan hari depan yang penuh harapan (Yeremia 29:11). Peristiwa ini dapat terjadi karena faktor alam maupun faktor non alam atau factor manusia. Di balik kesusahan dan malapetaka yang terjadi hadir pertolongan Tuhan sebagai bentuk solidaritaS Allah. Pertolongan Tuhan dapat mengbangkitkan orang percaya dari keterpurukan dan kehancuran.
Jemaat yang dikasihi oleh Tuhan kita Yesus Kristus…
Ini baru pendahuluan belum isi khotbah kita di minggu ini…. Tema kita saat ini adalah “Solidaritas dengan sesama anak bangsa” di bawah sorotan pembacaan Firman TUhan dalam Mazmur 33:13-15 dan Lukas 10:25-37.  Kata kunci dari tema ini adalah solidaritas dari kata solid yang berarti kukuh atau berbobot. Ada juga kata solider yaitu mempunyai sifat memiliki atau memperhatikan perasaan bersatu (senasib, setia kawan, seia sekata, senasib dan semalu). Sedangkan kata solidaritas adalah sifat solider, satu rasa, dan perasaan setia kawan. Tuhan Allah telah menyatakan Tindakan SoliderNya. Lewat kesaksian Pemazmur yang melihat solidaritas Allah yang dinyatakan dalam dalam keadilan dan hokum bagi ciptaan-Nya. Tuhan menyatakan Solidaritannya dari Sorga: “Ia melihat semua anak manusia” (ayat 13). Semua anak manusia ini menunjuk pada semua manusia ciptaannya yang mendiami bumi dengan hak dan kewajiban tampa diskriminasi. Semua anak manusia berada dalam pendangan mata-Nya “ia menilk penduduk bumi” (ayat 14). Tidak ada yang bias luput dari pandangan mataNya dan semua cptaan tunduk pada kemahakuasaan Tuhan (Ayat 15). Ada kalimat indah yang diucpkan dalam Firma Tuhan yaitu “Dia membentuk hati merak sekalian” ayat ini hendak menegaskan bahwa Tuhan yang dalam dalam kehidupan kita inilah Anugerah, kasih karunia karena itu kita patut bermegah dan berbangga karna kemurahan Tuhan ini. Oleh karena itu semua orang percaya diajak untuk memiliki hati yang taat dan tulus yang jugaterwujud lewat tindakan hidup kita sehari-hari.

Jemaat yang dikasihi oleh Tuhan kita Yesus Kristus…
Tindakan solider Allah juga telah dihayati oleh orang samaria yang murah hati. Ada dua hal yang menjadi pusat perhatian dalam Firman Tuhan Lukas 10:25-37 dan 1 amanat Agung dari Tuhan Yesus. Kedua hal tersebut ialah Pertanyaan dari seorang ahli taurat dan perumpaan orang samaria yang murah hati yang diceritakan oleh Tuhan Yesus. Apa yang menjadi pertanyaan dari ahli Taurat.? Pertanyaannya ialah siapakah sesamaku manusia? Sangat beralasan pertanyaan dari ahli Taurat tersebut karena konseb sesama manusia bagi orang yahudi adalah sesama orang yahudi. Namun konseb pemahaman ini sangatlah keliru sehingga Tuhan Yesus menceritakan perumpaan seorang samaria yang memberikan pertolongan kepada seseorang yang hampir mati karena dirampok dan dipukul. Mengapa bukan ahli taurat atau iman yang menolong? Disinilah persoalannya. Rupanya Tuhan Yesus memberikan kritik tajam bagi mereka yang tau kebenaran tetapi tidak melakukannya. Selain itu yang hendat diperlihatkan dan diajarkan oleh Tuhan Yesus adalah pertolongan itu diperoleh bukan hanya karena sebangsa atau seiman, satu kampung, satu fam atau satu kelompk melainkan karena kta adalah sesame manusia. Inilah tindakan solidaritas sebagai orang percaya. Tindakan solidaritas sesungguhnya adalah tindakan iman kita pada Sang Juruselamat kita Tuhan Yesus.
 Kita sering mendengar kalimat pepatah klasik “tidak ada teman yang abadi, yang ada adalah kepentingan” ini bukan tindakan solider yang benar. Yang benar adalah semboyan Dr. Sam Ratulangi “Si Tou Timou Tumou Tou” orang Hidup menghidupkan orang lain. Semboyan inilah yang menjadi falsafah Tou Minahasa yang dimaksud dalam pembacaan kita yang telah dilakukan oleh orang samaria yang baik hati. Jiwa solider sebagai orang Minahasa yang telah mengenal Injil Yesus Kristus yang terhimpun dalam GMIM yang harus senatiasa kita jaga dan kita pelihara. Sebab di zaman sekarang ini mulai terkikis dengan kemajuan dan godaan zaman. Peristiwa terakhir yang terjadi yang dialami oleh seorang mahasiswi STT Parakletos Tomohon yang dianiaya dan dibunuh oleh kekasihnya sendiri di Tomohon pada hari Rabu. Peristiwa ini membuat resah warga Tomohon dan sekitarnya. Peristiwa ini tentunya menjadi pertanyaan bagi kita. Apakah kasih itu sesungguhnya telah dihanyati dengan iman. Dalam pengertian bahwa sesungguhnya kasih kepada Tuhan harus kita juga nyatakan dalam tindakan dan perbuatan kita seperti yang tilah dilakukan oleh orang samaria yang murah hati tapa melihat latar belakang dan status. Iman tampa kasih sesungguhnya mati. Jika hanya teori tampa praktik sesungguhnya itu tidaklah berguna.
Jemaat yang dikasihi oleh tuhan kita yesus kristus
Di bagian akhir pembacaan Firman Tuhan dalam Lukas 10:25-37 Tuhan Yesus berkata “Pergilan dan perbuatlah demikian”, pergilah dan lakukanlah kasih terhadap sesamamu!  Inilah amanat agung dari Tuhan kita Yesus Kristus untuk kita kerjakan. Mencari sahabat diwaktu senang itu bangak, akan tetapi sahabat di waktu susah itu jarang. Ungkapan ini sebenarnya mau mengingatkan agar Firman Tuhan yang kita hayati di saat ini berubah menjadi tindakan kasih kristiani. Karena kasih yang kita terima dari Juruselamat kita Yesus Kristus harus kita pantulkan kepada sesame kita. Artinya kita adalah pelaku-pelaku kasih terhadat sesame kita. Syarat pelaksanaannya telah ditetapkan dakan Firman Tuhan, yaitu: “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Tuhan Memberkati kita semua. Pakatuan wo pakalowiren. Amin…



Tidak ada komentar:

Posting Komentar