Khotbah minggu
Ø Pembacaan alkitab: MAZMUR 33:13-15 & Lukas
10:25-37
Ø Tema Bulanan: “Kehidupan Kristiani dalam Solidaritas
Berbangsa”
Ø Tema Mingguan: “solidaritas dengan sesame anak bangsa”
Jemaat yang di dakasihi oleh Tuhan kita Yesus Kristus
Salam Sejahtera bagi kita semua
Syalom…
Setelah
kita diperhadapkan dengan berbagai kesibukan masing-masing, maka saat ini kita
dapat lagi berjumpa di dalam persekutuan dengan Tuhan Allah kita yang telah
berkemurahan menganugerahkan segala barkat yang ada. Di minggu yang berjalan
khotbah kita bertemakan “Solidaritas dengan anak bangsa” di bawah sorotan tema
Bulanan “Kehidupan Kristiani dalam solidaritas berbangsa”. Tema ini merupakan
implementasi dari tema Pelayanan GMIM Di periode Pelayanan 2014-2018 (juga
merupakan tema Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia/PGI)yang di angkat dari
Maz 71:20b “Tuhan mengangkat kita dari samudera raya”. Sedikit saja menjelaskan
Tema ini merupakan hasil refleksi Iman dari peristiswa-peristiwa yang terjadi
akhir-akhir ini yaitu kesusahan dan malapetakan yang dialami oleh
saudara-saudara kita baik di Aceh maupun di Nias bahkan juga mengancam Kota
Manado yaitu Tsunami yang adalah kekuatan gelombang laut yang mampu merusak
bahkan menghancurkan. Tapi juga berbagai peristiwa-peristiwa lain seperti
jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 di Selat Karimata, Kalimatan Tengah pada hari
minggu, 28 Desember 2014 yang masih menyita perhatian kita. Belum selesai
peristiwa ini kita juga dikejutkan dengan peristiwa jatuhnya pesawat TransAsia
di tengah kota Taipei, Taiwan pada Hari Rabu, 4 Februari 2015. Ada hal yang
menarik dari peristiwa jatuhnya pesawat TransAsia di kota Taipei, di mana
banyak orang memanfaatkan peristiwa ini dengan aksi berfoto bersama atau selfie
dengan latar pesawat jatuh, para korban dan tim penyelamat. Ini namanya bahagia
di tengah penderitaan orang lain tentunya sangat tidak baik dan kurang tepat
untuk dilakukan. Menjadi pertanyan mendasar bagi kita orang percaya dimanakah
Kuasa Tuhan bekerja.?
Jemaat yang
di kasihi oleh Tuhan kita Yesus Kristus…
Lewat
berbagai peritstiwa ini hendak mengingatkan kita bahwa Tuhanlah sumber
petolongan dari segala kesusahan dan melapetakan. Sesungguhnya Tuhan tidak
pernah merancang kecelakan melainkan Damai Sejahtera dan hari depan yang penuh
harapan (Yeremia 29:11). Peristiwa ini dapat terjadi karena faktor alam maupun
faktor non alam atau factor manusia. Di balik kesusahan dan malapetaka yang
terjadi hadir pertolongan Tuhan sebagai bentuk solidaritaS Allah. Pertolongan
Tuhan dapat mengbangkitkan orang percaya dari keterpurukan dan kehancuran.
Jemaat
yang dikasihi oleh Tuhan kita Yesus Kristus…
Ini
baru pendahuluan belum isi khotbah kita di minggu ini…. Tema kita saat ini
adalah “Solidaritas dengan sesama anak bangsa” di bawah sorotan pembacaan
Firman TUhan dalam Mazmur 33:13-15 dan Lukas 10:25-37. Kata kunci dari tema ini adalah solidaritas
dari kata solid yang berarti kukuh atau berbobot. Ada juga kata solider yaitu
mempunyai sifat memiliki atau memperhatikan perasaan bersatu (senasib, setia
kawan, seia sekata, senasib dan semalu). Sedangkan kata solidaritas adalah
sifat solider, satu rasa, dan perasaan setia kawan. Tuhan Allah telah
menyatakan Tindakan SoliderNya. Lewat kesaksian Pemazmur yang melihat
solidaritas Allah yang dinyatakan dalam dalam keadilan dan hokum bagi
ciptaan-Nya. Tuhan menyatakan Solidaritannya dari Sorga: “Ia melihat semua anak
manusia” (ayat 13). Semua anak manusia ini menunjuk pada semua manusia
ciptaannya yang mendiami bumi dengan hak dan kewajiban tampa diskriminasi.
Semua anak manusia berada dalam pendangan mata-Nya “ia menilk penduduk bumi”
(ayat 14). Tidak ada yang bias luput dari pandangan mataNya dan semua cptaan
tunduk pada kemahakuasaan Tuhan (Ayat 15). Ada kalimat indah yang diucpkan
dalam Firma Tuhan yaitu “Dia membentuk hati merak sekalian” ayat ini hendak
menegaskan bahwa Tuhan yang dalam dalam kehidupan kita inilah Anugerah, kasih
karunia karena itu kita patut bermegah dan berbangga karna kemurahan Tuhan ini.
Oleh karena itu semua orang percaya diajak untuk memiliki hati yang taat dan
tulus yang jugaterwujud lewat tindakan hidup kita sehari-hari.
Jemaat yang
dikasihi oleh Tuhan kita Yesus Kristus…
Tindakan
solider Allah juga telah dihayati oleh orang samaria yang murah hati. Ada dua
hal yang menjadi pusat perhatian dalam Firman Tuhan Lukas 10:25-37 dan 1 amanat
Agung dari Tuhan Yesus. Kedua hal tersebut ialah Pertanyaan dari seorang ahli
taurat dan perumpaan orang samaria yang murah hati yang diceritakan oleh Tuhan
Yesus. Apa yang menjadi pertanyaan dari ahli Taurat.? Pertanyaannya ialah
siapakah sesamaku manusia? Sangat beralasan pertanyaan dari ahli Taurat
tersebut karena konseb sesama manusia bagi orang yahudi adalah sesama orang
yahudi. Namun konseb pemahaman ini sangatlah keliru sehingga Tuhan Yesus
menceritakan perumpaan seorang samaria yang memberikan pertolongan kepada
seseorang yang hampir mati karena dirampok dan dipukul. Mengapa bukan ahli
taurat atau iman yang menolong? Disinilah persoalannya. Rupanya Tuhan Yesus
memberikan kritik tajam bagi mereka yang tau kebenaran tetapi tidak
melakukannya. Selain itu yang hendat diperlihatkan dan diajarkan oleh Tuhan
Yesus adalah pertolongan itu diperoleh bukan hanya karena sebangsa atau seiman,
satu kampung, satu fam atau satu kelompk melainkan karena kta adalah sesame
manusia. Inilah tindakan solidaritas sebagai orang percaya. Tindakan
solidaritas sesungguhnya adalah tindakan iman kita pada Sang Juruselamat kita
Tuhan Yesus.
Kita sering mendengar kalimat pepatah klasik
“tidak ada teman yang abadi, yang ada adalah kepentingan” ini bukan tindakan
solider yang benar. Yang benar adalah semboyan Dr. Sam Ratulangi “Si Tou Timou
Tumou Tou” orang Hidup menghidupkan orang lain. Semboyan inilah yang menjadi falsafah
Tou Minahasa yang dimaksud dalam pembacaan kita yang telah dilakukan oleh orang
samaria yang baik hati. Jiwa solider sebagai orang Minahasa yang telah mengenal
Injil Yesus Kristus yang terhimpun dalam GMIM yang harus senatiasa kita jaga
dan kita pelihara. Sebab di zaman sekarang ini mulai terkikis dengan kemajuan dan
godaan zaman. Peristiwa terakhir yang terjadi yang dialami oleh seorang
mahasiswi STT Parakletos Tomohon yang dianiaya dan dibunuh oleh kekasihnya
sendiri di Tomohon pada hari Rabu. Peristiwa ini membuat resah warga Tomohon
dan sekitarnya. Peristiwa ini tentunya menjadi pertanyaan bagi kita. Apakah
kasih itu sesungguhnya telah dihanyati dengan iman. Dalam pengertian bahwa
sesungguhnya kasih kepada Tuhan harus kita juga nyatakan dalam tindakan dan
perbuatan kita seperti yang tilah dilakukan oleh orang samaria yang murah hati
tapa melihat latar belakang dan status. Iman tampa kasih sesungguhnya mati.
Jika hanya teori tampa praktik sesungguhnya itu tidaklah berguna.
Jemaat yang
dikasihi oleh tuhan kita yesus kristus
Di bagian
akhir pembacaan Firman Tuhan dalam Lukas 10:25-37 Tuhan Yesus berkata “Pergilan
dan perbuatlah demikian”, pergilah dan lakukanlah kasih terhadap sesamamu! Inilah amanat agung dari Tuhan kita Yesus
Kristus untuk kita kerjakan. Mencari sahabat diwaktu senang itu bangak, akan
tetapi sahabat di waktu susah itu jarang. Ungkapan ini sebenarnya mau
mengingatkan agar Firman Tuhan yang kita hayati di saat ini berubah menjadi
tindakan kasih kristiani. Karena kasih yang kita terima dari Juruselamat kita
Yesus Kristus harus kita pantulkan kepada sesame kita. Artinya kita adalah
pelaku-pelaku kasih terhadat sesame kita. Syarat pelaksanaannya telah
ditetapkan dakan Firman Tuhan, yaitu: “Kasihilah sesamamu manusia seperti
dirimu sendiri.” Tuhan Memberkati kita semua. Pakatuan wo pakalowiren. Amin…
Khotbah minggu
Ø Pembacaan alkitab: MAZMUR 33:13-15 & Lukas
10:25-37
Ø Tema Bulanan: “Kehidupan Kristiani dalam Solidaritas
Berbangsa”
Ø Tema Mingguan: “solidaritas dengan sesame anak bangsa”
Jemaat yang di dakasihi oleh Tuhan kita Yesus Kristus
Salam Sejahtera bagi kita semua
Syalom…
Setelah
kita diperhadapkan dengan berbagai kesibukan masing-masing, maka saat ini kita
dapat lagi berjumpa di dalam persekutuan dengan Tuhan Allah kita yang telah
berkemurahan menganugerahkan segala barkat yang ada. Di minggu yang berjalan
khotbah kita bertemakan “Solidaritas dengan anak bangsa” di bawah sorotan tema
Bulanan “Kehidupan Kristiani dalam solidaritas berbangsa”. Tema ini merupakan
implementasi dari tema Pelayanan GMIM Di periode Pelayanan 2014-2018 (juga
merupakan tema Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia/PGI)yang di angkat dari
Maz 71:20b “Tuhan mengangkat kita dari samudera raya”. Sedikit saja menjelaskan
Tema ini merupakan hasil refleksi Iman dari peristiswa-peristiwa yang terjadi
akhir-akhir ini yaitu kesusahan dan malapetakan yang dialami oleh
saudara-saudara kita baik di Aceh maupun di Nias bahkan juga mengancam Kota
Manado yaitu Tsunami yang adalah kekuatan gelombang laut yang mampu merusak
bahkan menghancurkan. Tapi juga berbagai peristiwa-peristiwa lain seperti
jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 di Selat Karimata, Kalimatan Tengah pada hari
minggu, 28 Desember 2014 yang masih menyita perhatian kita. Belum selesai
peristiwa ini kita juga dikejutkan dengan peristiwa jatuhnya pesawat TransAsia
di tengah kota Taipei, Taiwan pada Hari Rabu, 4 Februari 2015. Ada hal yang
menarik dari peristiwa jatuhnya pesawat TransAsia di kota Taipei, di mana
banyak orang memanfaatkan peristiwa ini dengan aksi berfoto bersama atau selfie
dengan latar pesawat jatuh, para korban dan tim penyelamat. Ini namanya bahagia
di tengah penderitaan orang lain tentunya sangat tidak baik dan kurang tepat
untuk dilakukan. Menjadi pertanyan mendasar bagi kita orang percaya dimanakah
Kuasa Tuhan bekerja.?
Jemaat yang
di kasihi oleh Tuhan kita Yesus Kristus…
Lewat
berbagai peritstiwa ini hendak mengingatkan kita bahwa Tuhanlah sumber
petolongan dari segala kesusahan dan melapetakan. Sesungguhnya Tuhan tidak
pernah merancang kecelakan melainkan Damai Sejahtera dan hari depan yang penuh
harapan (Yeremia 29:11). Peristiwa ini dapat terjadi karena faktor alam maupun
faktor non alam atau factor manusia. Di balik kesusahan dan malapetaka yang
terjadi hadir pertolongan Tuhan sebagai bentuk solidaritaS Allah. Pertolongan
Tuhan dapat mengbangkitkan orang percaya dari keterpurukan dan kehancuran.
Jemaat
yang dikasihi oleh Tuhan kita Yesus Kristus…
Ini
baru pendahuluan belum isi khotbah kita di minggu ini…. Tema kita saat ini
adalah “Solidaritas dengan sesama anak bangsa” di bawah sorotan pembacaan
Firman TUhan dalam Mazmur 33:13-15 dan Lukas 10:25-37. Kata kunci dari tema ini adalah solidaritas
dari kata solid yang berarti kukuh atau berbobot. Ada juga kata solider yaitu
mempunyai sifat memiliki atau memperhatikan perasaan bersatu (senasib, setia
kawan, seia sekata, senasib dan semalu). Sedangkan kata solidaritas adalah
sifat solider, satu rasa, dan perasaan setia kawan. Tuhan Allah telah
menyatakan Tindakan SoliderNya. Lewat kesaksian Pemazmur yang melihat
solidaritas Allah yang dinyatakan dalam dalam keadilan dan hokum bagi
ciptaan-Nya. Tuhan menyatakan Solidaritannya dari Sorga: “Ia melihat semua anak
manusia” (ayat 13). Semua anak manusia ini menunjuk pada semua manusia
ciptaannya yang mendiami bumi dengan hak dan kewajiban tampa diskriminasi.
Semua anak manusia berada dalam pendangan mata-Nya “ia menilk penduduk bumi”
(ayat 14). Tidak ada yang bias luput dari pandangan mataNya dan semua cptaan
tunduk pada kemahakuasaan Tuhan (Ayat 15). Ada kalimat indah yang diucpkan
dalam Firma Tuhan yaitu “Dia membentuk hati merak sekalian” ayat ini hendak
menegaskan bahwa Tuhan yang dalam dalam kehidupan kita inilah Anugerah, kasih
karunia karena itu kita patut bermegah dan berbangga karna kemurahan Tuhan ini.
Oleh karena itu semua orang percaya diajak untuk memiliki hati yang taat dan
tulus yang jugaterwujud lewat tindakan hidup kita sehari-hari.
Jemaat yang
dikasihi oleh Tuhan kita Yesus Kristus…
Tindakan
solider Allah juga telah dihayati oleh orang samaria yang murah hati. Ada dua
hal yang menjadi pusat perhatian dalam Firman Tuhan Lukas 10:25-37 dan 1 amanat
Agung dari Tuhan Yesus. Kedua hal tersebut ialah Pertanyaan dari seorang ahli
taurat dan perumpaan orang samaria yang murah hati yang diceritakan oleh Tuhan
Yesus. Apa yang menjadi pertanyaan dari ahli Taurat.? Pertanyaannya ialah
siapakah sesamaku manusia? Sangat beralasan pertanyaan dari ahli Taurat
tersebut karena konseb sesama manusia bagi orang yahudi adalah sesama orang
yahudi. Namun konseb pemahaman ini sangatlah keliru sehingga Tuhan Yesus
menceritakan perumpaan seorang samaria yang memberikan pertolongan kepada
seseorang yang hampir mati karena dirampok dan dipukul. Mengapa bukan ahli
taurat atau iman yang menolong? Disinilah persoalannya. Rupanya Tuhan Yesus
memberikan kritik tajam bagi mereka yang tau kebenaran tetapi tidak
melakukannya. Selain itu yang hendat diperlihatkan dan diajarkan oleh Tuhan
Yesus adalah pertolongan itu diperoleh bukan hanya karena sebangsa atau seiman,
satu kampung, satu fam atau satu kelompk melainkan karena kta adalah sesame
manusia. Inilah tindakan solidaritas sebagai orang percaya. Tindakan
solidaritas sesungguhnya adalah tindakan iman kita pada Sang Juruselamat kita
Tuhan Yesus.
Kita sering mendengar kalimat pepatah klasik
“tidak ada teman yang abadi, yang ada adalah kepentingan” ini bukan tindakan
solider yang benar. Yang benar adalah semboyan Dr. Sam Ratulangi “Si Tou Timou
Tumou Tou” orang Hidup menghidupkan orang lain. Semboyan inilah yang menjadi falsafah
Tou Minahasa yang dimaksud dalam pembacaan kita yang telah dilakukan oleh orang
samaria yang baik hati. Jiwa solider sebagai orang Minahasa yang telah mengenal
Injil Yesus Kristus yang terhimpun dalam GMIM yang harus senatiasa kita jaga
dan kita pelihara. Sebab di zaman sekarang ini mulai terkikis dengan kemajuan dan
godaan zaman. Peristiwa terakhir yang terjadi yang dialami oleh seorang
mahasiswi STT Parakletos Tomohon yang dianiaya dan dibunuh oleh kekasihnya
sendiri di Tomohon pada hari Rabu. Peristiwa ini membuat resah warga Tomohon
dan sekitarnya. Peristiwa ini tentunya menjadi pertanyaan bagi kita. Apakah
kasih itu sesungguhnya telah dihanyati dengan iman. Dalam pengertian bahwa
sesungguhnya kasih kepada Tuhan harus kita juga nyatakan dalam tindakan dan
perbuatan kita seperti yang tilah dilakukan oleh orang samaria yang murah hati
tapa melihat latar belakang dan status. Iman tampa kasih sesungguhnya mati.
Jika hanya teori tampa praktik sesungguhnya itu tidaklah berguna.
Jemaat yang
dikasihi oleh tuhan kita yesus kristus
Di bagian
akhir pembacaan Firman Tuhan dalam Lukas 10:25-37 Tuhan Yesus berkata “Pergilan
dan perbuatlah demikian”, pergilah dan lakukanlah kasih terhadap sesamamu! Inilah amanat agung dari Tuhan kita Yesus
Kristus untuk kita kerjakan. Mencari sahabat diwaktu senang itu bangak, akan
tetapi sahabat di waktu susah itu jarang. Ungkapan ini sebenarnya mau
mengingatkan agar Firman Tuhan yang kita hayati di saat ini berubah menjadi
tindakan kasih kristiani. Karena kasih yang kita terima dari Juruselamat kita
Yesus Kristus harus kita pantulkan kepada sesame kita. Artinya kita adalah
pelaku-pelaku kasih terhadat sesame kita. Syarat pelaksanaannya telah
ditetapkan dakan Firman Tuhan, yaitu: “Kasihilah sesamamu manusia seperti
dirimu sendiri.” Tuhan Memberkati kita semua. Pakatuan wo pakalowiren. Amin…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar